KUNJUNGI PASURUAN, KOMISI IV DPR-RI TINJAU UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUSU NASIONAL
Pasuruan, 21 November 2024 - Komisi IV DPR-RI melaksanakan kunjungan spesifik ke Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang berada di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau dan mendalami upaya pemerintah dalam mendukung peningkatan produksi susu nasional sebagai salah satu langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan susu. Dalam kesempatan tersebut Kepala BSIP Jawa Timur, Dr. Agus Wahyana Anggara, S.Si., M.Si., bersama Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi, Dr. Gunawan, M.Si., turut hadir mendampingi jalannya kegiatan tersebut.
KPSP Setia Kawan yang merupakan salah satu koperasi besar peternak sapi perah di wilayah Jawa Timur, menjadi lokasi strategis untuk meninjau berbagai aspek produksi susu mulai dari pengelolaan peternakan, teknologi pemerah susu, pengolahan hasil susu, hingga pengelolaan limbah peternakan. Kunjungan ini juga mencakup diskusi terkait tantangan yang dihadapi oleh peternak seperti fluktuasi harga produk, teknologi pendukung produksi, hingga akses pasar untuk produk susu segar.
"Pertama kami sampaikan selamat datang di KPSP Setia Kawan yang berada di 1.200 Mdpl Kec. Tutur, Kab. Pasuruan. Koperasi kami memiliki 11.000 anggota dengan 20.000 ekor sapi. Ada beberapa kendala ditingkat koperasi terkait dengan penyetoran ke perusahaan. Sempat tertunda 17 Ton per hari. Sehingga sempat terakumulasi menjadi 97 Ton. Alhamdulillah berangsur-angsur membaik. Perusahaan sudah bisa menyerap sebanyak 20 ton/hari. Kami berharap melalui pertemuan ini dapat menyelesaikan semua tantangan dengan baik. Harapannya semua susu peternak anggota koperasi dpt diterima oleh perusahaan dan 5 tahun mendatang kita dapat swasembada susu", ungkap Ketua KPSP Setia Kawan Ir. Sulistiyanto
PJ. Bupati Pasuruan, Dr. Nurkholis, S.Sos, M.Si, CIPA, CIHCM menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan. "Kami mengucapkan selamat datang di Pasuruan. Terimakasih atas kunjungannya. Hari kami merasa lega karena beberapa kendala sudah diselesaikan oleh jajaran Kementan dan Pemda bekerjasama dengan koperasi".
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang melibatkan peternak yang hadir. "Kami sedikit lega karena IPS menyerap susu peternak. Selanjutnya kami ingin tata niaga susu diperbaiki, karena nyatanya masih ada pembatasan. Pupuk bersubsidi harusnya juga ada untuk petani yang menanam rumput pakan. Selanjutnya untuk impor sapi jangan di kreditkan ke petani secara langsung, namun dapat dikerjasamakan dengan koperasi", ungkap Lasimun, salah seorang peternak dari Kecamatan Tutur.
Pimpinan Komisi IV DPR-RI, Ahmad Yohan M.Si merespon baik adanya forum diskusi ini. "Kami berkunjung ke Pasuruan sebagai fungsi pengawasan. Susu sangat penting karena menjadi program andalan Presiden yaitu makan minum bergizi gratis. Kebutuhan susu masih belum terpenuhi dari dalam negeri. Impor susu mengalami 7,3% kenaikan di Tahun 2024 dibandingkan dengan Tahun 2023. Masalah adanya susu peternak yg di tolak oleh perusahaan menjadi salah satu alasan kami berkunjung ke Pasuruan untuk melihat kondisi yang sebenarnya". Setidaknya terdapat 3 poin utama yang disampaikan beliau dalam pertemuan tersebut. Pertama, Komisi IV DPR-RI akan merumuskan regulasi dan penganggaran. Kedua, harus ada kolaborasi yang baik antara peternak koperasi dan IPS yang saling menguntungkan, dan ketiga adalah berharap pemerintah dapat terus berkomitmen untuk mendampingi peternak.
Selain peternak, dalam diskusi tersebut juga menghadirkan peserta dari Industri Pengolahan Susu. Fajar, perwakilan dari Frisian Flag menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini harapannya dapat menyerap informasi langsung dari petani. Sementara Fifi dari Nestle menyampaikan bahwa pihaknya sudah 50 tahun bekerjasama dengan peternak Pasuruan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam mendukung sektor peternakan sapi perah, sekaligus memperkuat koperasi sebagai salah satu elemen utama dalam rantai produksi susu nasional. Kunjungan spesifik ini juga menjadi momentum untuk mempertegas komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem peternakan yang lebih berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kontribusi produksi susu lokal terhadap kebutuhan nasional.